Notification

×

Iklan

Iklan

BNPT Sebut Pencekalan UAS Jadi Contoh Pencegahan Radikalisme, Said Didu: Makin Jelas!

Rabu, 18 Mei 2022 | 17.30 WIB Last Updated 2022-05-18T10:30:56Z

Pages/Halaman:
Dapatkan berita terupdate dari SAFAHAD.MY.ID di:
Advertisement
Swipe Up
SAFAHAD - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu merespons pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) soal pencekalan Ustaz Abdul Somad (UAS) oleh Singapura.
SAFAHAD - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu merespons pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) soal pencekalan Ustaz Abdul Somad (UAS) oleh Singapura.

Said Didu mengaku heran dengan pernyataan BNPT yang terkesan malah bersyukur UAS dilarang ke Singapura. “Bukannya membela – malah terkesan bersyukur. Makin jelas,” kata Said Didu dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya, Rabu (18/5/2022).

Sebelumnya, BNPT menyebut pencekalan pemerintah Singapura terhadap penceramah UAS harus dijadikan pembelajaran bagi Indonesia dalam mencegah radikalisme.

Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid mengatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh negara tetangga Indonesia itu tak lebih dari antisipasi dini terhadap potensi ancaman kepada negaranya.

“Saya melihat ini justru menjadi pelajaran penting bagi Indonesia untuk juga melakukan pencegahan sejak hulu dengan melarang pandangan, pemahaman dan ideologi radikal yang bisa mengarah pada tindakan teror dan kekerasan,” kata Nurwakhid dikutip dari CNNIndonesia.com, Rabu (18/5).

Menurutnya, Singapura saat ini lebih unggul dari sisi pencegahan ancaman dan bentuk-betuk teror. Ia mencontohkan Indonesia masih melakukan upaya preventif strike atau penegakan hukum terhadap ancaman teror sementara Singapura sudah tahap pencegahan dari hulu, yakni pemikiran radikalisme.
“Singapura lebih hulu yakni “pre-emptive strike”, yakni pencegahan terhadap potensi ancaman aksi yang disebabkan oleh pandangan, doktrin dan ideologi,” jelasnya.

Sebelumnya, melalui akun media sosialnya, UAS membenarkan dirinya telah dideportasi oleh Imigrasi Singapura. UAS menyebut bahwa kedatangannya ke Singapura untuk liburan bersama keluarga dan sahabatnya.

Sebelum dideportasi, UAS mengaku ditempatkan di sebuah ruangan berukuran 1×2 meter oleh imigran Singapura. Setibanya disana, UAS merasa bingung kenapa dirinya ditolak ke Singapura. dan petugas imigrasi disana pun tidak bisa menjelaskan alasanya.

“Itulah mereka tak bisa menjelaskan, Pegawai imigrasi tak bisa menjelaskan, yang bisa menjelaskan itu mungkin Ambassador of Singapure in Jakarta,” ungkapnya.

UAS pun melontarkan beberapa pertanyan kepada petugas imigrasi Singapura untuk kejelasan alasanya dirinya dideportasi?. “Anda harus menjelaskan kepada komunitas, mengapa negara kamu menolak kami? mengapa pemerintah kamu mendeportasi saya? kenapa, apakah karena teroris, apakah karena Isis? apakah bawa narkoba? itu musti dijelaskan,” ungkapnya.

Keluarga Abdul Somad dan Sahabat harus ditahan sementara oleh petugas Singapura disebuah ruangan seperti sel penjara. Saya dimasukan dalam sebuah ruangan panjanganya satu meter lebaranya dua meter pas seperti liang lahat (kuburan). satu jam saya disitu,” jelasnya.[Fajar]

×
Latest Update Update
CLOSE