Notification

×

Iklan

Iklan

Video: UAS Minta Kedubes Singapura di Jakarta Jelaskan Alasan Pendeportasian Dirinya

Selasa, 17 Mei 2022 | 15.52 WIB Last Updated 2022-05-17T08:53:10Z

Pages/Halaman:
Dapatkan berita terupdate dari SAFAHAD.MY.ID di:
Advertisement
Swipe Up
SAFAHAD - Mubaligh kondang asal Pekanbaru, Riau, Ustaz Abdul Somad (UAS) akhirnya menjelaskan soal kabar pendeportasiannya oleh pihak Imigrasi Singapura.
SAFAHAD - Mubaligh kondang asal Pekanbaru, Riau, Ustaz Abdul Somad (UAS) akhirnya menjelaskan soal kabar pendeportasiannya oleh pihak Imigrasi Singapura.

UAS membenarkan bahwa dirinya dideportasi bersama dengan keluarga dan sahabatnya. “Info bahwa saya dideportasi dari imigrasi Singapura itu sahih, betul, bukan hoax,” kata UAS dalam wawancara yang ditayangkan Channel YouTube ‘Hai Guys Official’, Selasa 17 Mei 2022.

UAS menjelaskan, dirinya dan rombongan berangkat ke Singapura pada Senin siang dari Batam tanggal 16 Mei 2022. Kemudian, sampai di Pelabuhan Tanah Merah, Singapura sekitar jam 13.30 WIB.

“Sampai di pelabuhan tanah merah (Singapura) sekitar jam 1.30 (siang) waktu Indonesia karena jam tidak saya ubah. Saya cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia,” paparnya.

UAS mengaku berangkat bersama dengan satu sahabatnya yang membawa keluarga beserta anak masing-masing dalam rangka liburan. “Saya bawa ustazah (istri UAS Fatimah) dan Sami, anak saya. Dalam rangka libur, Ni kan hari libur, kebetulan sahabat saya ini kan dekat rumahnya dari singapura,” katanya.

Mengenai alasan pendeportasian dirinya, UAS mengatakan pegawai Imigrasi Singapura tidak dapat menjawabnya. Karena itu UAS meminta Duta Besar Singapura di Jakarta untuk bisa memberi penjelasan.

“Itu lah yang mereka tak bisa menjelaskan. Jadi pegawai imigrasi itu tak bisa menjelaskan. Jadi yang bisa menjelaskan itu mungkin ambassador of Singapore in Jakarta, you have to explain to our community, why did your country, why did your government reject us, why did your government deport us. Kenapa? apakah karena teroris? Apakah karena ISIS? apakah karena bawa narkoba? itu perlu dijelaskan,” kata UAS.
Kronologi Pendeportasian

UAS mengaku kedatangan dirinya, keluarga dan sahabatnya dalam rangka berlibur. Semua berkas administrasi seperti paspor, kartu izin masuk Singapura juga lengkap.

Setelah melalui rangkaian pemeriksaan Imigrasi Singapura, sahabatnya beserta keluarga kemudian disusul istri UAS dan anaknya dipersilakan masuk ke Singapura. Herannya, giliran UAS masuk seorang petugas imigrasi menarik kembali tas UAS.

“Jadi begitu saya keluar ada satu pegawainya membawa tas saya tuh. Saya disuruh duduk di pinggir jalan dekat imigrasi, saya duduk, tas ini sebetulnya tas ustazah isinya keperluan bayi. Jadi maksud saya mau mengkasihkan tas ini ke ustazah yang sudah lepas disana. Bag for my wife, for my baby, mereka tak kasih padahal orangnya ada disana. Jadi luar biasa juga orang Singapura ni, bayi pun tak dikasih,” ungkap doktor ilmu hadits lulusan Sudan ini.

UAS mengaku sempat ditanyai petugas Imigrasi terkait tujuan datang ke Singapura dan bersama siapa. Ia menjawab bahwa dia datang ke Singapura bersama keluarga dan sahabatnya dalam rangka liburan.

“Rupanya mau dijemputnya. Saya tunjuk istri sudah lewat dengan anak ku maksudnya supaya orang tahu ini datang bukan untuk kampanye pilpres, ni orang datang untuk jalan-jalan mau liburan,” tegas UAS.
Setelah menyampaikan informasi itu, petugas imigrasi Singapura menjemput istri-anak UAS dan sahabatnya dan membawa mereka masuk ke dalam ruang pemeriksaan imigrasi. Ruang untuk UAS dipisah dengan anak-istrinya.

“Didatanginya kawan saya dengan anaknya, istrinya, rupanya mau dideportasi semua. Dipisahnya semua. Saya dimasukan ke dalam ruangan lebarnya satu meter, panjang dua meter, pas liang lahat. Satu jam saya di ruang kecil. Habis itu baru digabungkan dengan kawan saya dengan anak-anaknya, dengan ustazah, baru lah ke tempat yang ramai,” papar UAS mengakui sempat ditahan di ruang mirip tahanan imigrasi sejama satu jam, kemudian di ruang pemeriksaan imigrasi selama tiga jam.

UAS dan rombongan akhirnya dideportasi Singapura pada Senin sore sekitar pukul 14.30 waktu setempat. “Setengah lima sore kapal terakhir baru dipulangkan. Memang lah orang luar biasa,” ungkap profesor tamu di Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam ini.[Suaraislam/Eramuslim]

×
Latest Update Update
CLOSE