Pages/Halaman:
Advertisement
Swipe Up
ilustrasi 6 Dosa Orang Tua pada Anak yang Sangat Dibenci oleh Allah Ta'ala/Net
SAFAHAD - Sebagai agama yang kaffah, Islam mengatur hak dan kewajiban manusia dalam setiap aspeknya, termasuk dalam hubungan orang tua dan anak.
Dikutip dari kanal Youtube @Jamaah Nurul Qolbi, Berikut 6 dosa orang tua terhadap anak yang paling dibenci Allah SWT, yakni:
1. Bersikap Kasar Terhadap Anak
Rasulullah SAW pernah bersabda; "Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama nama kalian dan nama ayah kalian, maka perbaikilah nama kalian" (HR. Abu Dawud No.4297)
Marah atau memaki anak sangatlah tidak dianjurkan, apalagi sampai memaki anak dengan memanggil nama yang tidak sesuai dengan nama si anak
2. Pilih Kasih Kepada Anak
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim pernah dijelaskan bahwa, Nu'man bin Basyir pernah bercerita; "Ayahku menginfakkan sebagian hartanya untukku. Ibuku Amrah binti Rawahah kemudian berkata "Saya tidak suka engkau melakukan hal itu sehingga menemui Rasulullah". Ayahku kemudian berangkat menemui Rasulullah SAW sebagai saksi atas sedekah yang diberikan kepadaku. Rasulullah berkata kepadanya; "Apakah engkau melakukan hal ini kepada seluruh anak-anakmu?". la berkata; "Tidak".
Rasulullah SAW berkata; "Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah kepada anak-anakmu" Ayahku kemudian kembali dan menarik lagi sedekah itu" (HR. Muslim dalam Kitab AI-Hibaat, hadits nomor 3055).
Kita sebagai orang tua sangat dianjurkan untuk berlaku adil kepada setiap anak menurut kebutuhannya masing-masing Kita sebagai orang tua, sebisa mungkin hindari pilih kasih kepada salah satu anak. Karena dengan berlaku adil menurut porsinya, insyaallah akan terjalin silaturahmi antar anak sampai kapanpun.
Selanjutnya, 3. Membanding-bandingkan Anak...
Sebagai orang tua, kita sangat tidak dianjurkan untuk memaki anak karena perilakunya yang tidak kita sukai Apabila kita menemukan sikap anak yang tidak kita suka, hendaknya nasehatilah dengan lembut dan tetap dengan penuh kasih sayang.
Orang tua yang memiliki anak lebih dari satu sangat tidak dianjurkan pilih kasih Atau bahkan memberi lebih kepada anak kesayangan dibanding dengan anaknya yang lain Sehingga yang terjadi adalah, ada anak lain yang merasa terabaikan Sikap pilih kasih orang tua kepada anak bisa memicu putusnya tali silaturahmi antar sesama anak Dan bisa menyebabkan kecemburuan sosial diantara anak anak yang lain.
3. Membanding-bandingkan Anak
Contoh mudah yang bisa kita lihat atau bahkan sering kita lakukan sendiri adalah, membandingkan nilai pelajaran anak dengan temannya yang memiliki nilai jauh lebih tinggi Padahal kita semua tahu, belum tentu setiap anak mempunyai kemampuan yang sama Bisa jadi si anak lebih cerdas dalam matematika, namun lemah dalam bahasa Apabila hal tersebut terjadi pada salah satu anak dari saudaraku semuanya, maka yang harus dilakukan adalah. Menguatkan hati si anak, dan mendukung sepenuhnya apa yang menjadi bakat dari si anak tersebut.
4. Mengekang Kebebasan Anak
Akan tetapi, tak jarang kita sebagai orang tua justru malah mengekang kebebasan anak dalam bergaul dan bermain dengan teman yang diinginkan. Kita semua tahu, tujuan mengekang atau tidak memberikan kebebasan bermain supaya anak tidak terjerumus ke pergaulan yang salah.
Hal tersebut-lah yang akan menjadikan si anak mampu berpikir dan mendapatkan pelajaran penting perihal perbedaan Dan mampu membedakan mana yang harus ja teruskan berteman, mana yang harus dijauhi Hindari kekhawatiran yang berlebih terhadap anak Yang terpenting adalah keterbukaan anak dengan orang tua harus tetap terjaga.
Tujuannya supaya si anak akan lebih nyaman bercerita kepada orang tua apabila ada suatu masalah yang belum bisa diselesaikan Disinilah kesempatan kita sebagai orang tua untuk mengarahkan dan memberikan pengetahuan kepada anak mengenai baik dan buruknya akan suatu hal.
Selanjutnya, 5. Mendoakan Keburukan Kepada Anak...
Kebiasaan orang tua yang membanding bandingkan anak, akan menimbulkan perasaan rendah diri pada anak yang lain Apalagi jika hal yang dibandingkan adalah sesuatu yang di luar kemampuan anak, atau justru yang menjadi kelemahan dari si anak Hal ini akan memengaruhi pikiran juga perasaan dari anak ke orang tua.
Membiarkan anak bermain adalah salah satu hal yang sangat penting dalam masa pengenalan lingkungan dan menemukan jati dirinya Yang terpenting adalah, tetap harus diberikan arahan mana yang baik dan mana kurang baik.
5. Mendoakan Keburukan Kepada Anak
Terkadang kita sebagai orang tua tidak sadar, apabila mendapati anak yang tidak mematuhi perintah, kita langsung berkata buruk kepada anak Padahal, setiap ucapan yang keluar dari mulut orang tua merupakan doa yang bisa jadi langsung dikabulkan oleh Allah SWT.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata bahwa, Rasulullah SAW pernah bersabda; "Ada tida doa yang dikabulkan, doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa (keburukan) orang tua atas anaknya" (HR. Tirmidzi No.1828)
Untuk para orang tua, berhati hatilah dalam berbicara kepada anak. Berpikirlah terlebih dulu apabila hendak marah kepada anak dan hindari sebisa mungkin terbawa emosi saat marah kepada anak Apalagi sampai menyumpah si anak dengan ucapan yang kurang baik. Karena hal tersebut bisa saja terjadi kepada si anak dikemudian hari.
Dan jika memang benar terjadi, barulah kita akan menyesalinya Lalu apa yang harus kita lakukan supaya tidak terbawa emosi? Hal yang bisa kita lakukan adalah, memperbanyak istighfar terlebih dulu Lalu tanyakan alasan kepada si anak perihal apa yang menurut kita (orang tua) menjadi kesalahan dari si anak Kemudian berikan perumpamaan dan saran, lalu kembalikan kepada si anak supaya menentukan pilihan Insyaallah si anak tidak merasa tersakiti hatinya, dan mampu berpikir bahwasannya, hal yang dikerjakan tersebut kuranglah baik dan harus ditinggalkan.
Selanjutnya, 6. Tidak Memberi Pendidikan Kepada Anak...
Berdoa bukan hanya disetiap selesai mengerjakan ibadah saja, bahkan setiap ucapan yang keluar dari mulut orangtua semuanya bisa dikatakan sebagai doa.
6. Tidak Memberi Pendidikan Kepada Anak
Sehingga keterampilan tersebut bisa menghantarkan anak untuk menemukan jati diri perihal menemukan kehidupan yang bahagia dunia maupun akhirat Apabila kita mengabaikan pendidikan anak, maka bisa dikatakan anak tersebut layaknya anak yatim, padahal masih mempunyai kedua orang tua.
Ada syair Arab yang mengatakan; "Anak yatim itu bukanlah anak yang telah ditinggal orang tuanya dan meninggalkan anak anaknya dalam keadaan hina. Sesungguhnya anak yatim itu adalah anak yang tidak dekat dengan ibunya yang selalu menghindar darinya, atau ayah yang selalu sibuk dan tidak ada waktu bagi anaknya"
Kalau kita menyimpulkan, syair tersebut ingin menyampaikan bahwa; "PERHATIAN" adalah kunci penting dalam mendidik anak supaya sukses di dunia dan akhirat.
Adalah sebuah bentuk kedurhakaan terhadap anak apabila kita sebagai orang tua justru tenggelam dalam kesibukan Sehingga yang terjadi adalah, kita lupa untuk mengajarkan anak tentang akidah agama.
Rasulullah SAW pernah bersabda "Ajarilah anak-anakmu sholat saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila tidak melaksanakan sholat) pada usia sepuluh tahun" (HR. Tirmidzi No.372).
Yang dimaksud pendidikan dalam hal ini bukanlah sekedar pendidikan sekolah saja Akan tetapi juga menyangkut berbagai macam aspek kehidupan. Misalnya adalah pendidikan agama, sosial, budaya, dan lain sebagainya Setiap orangtua wajib memberikan pembekalan ketrampilan kepada setiap anak anaknya.
والله أعلمُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Lihat Artikel Kategori Islami Lainnya DISINI
Kontributor: Abdul Hamid
Sumber: SeputarLampung