Notification

×

Iklan

Iklan

Hari Batik Nasional Diperingati Setiap Tanggal 2 Oktober, Berikut Alasan dan Sejarahnya

Jumat, 30 September 2022 | 23.05 WIB Last Updated 2022-09-30T16:05:51Z

Pages/Halaman:
Dapatkan berita terupdate dari SAFAHAD.MY.ID di:
Advertisement
Swipe Up
SAFAHAD - Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober setiap tahunnya. Memperingati Hari Batik Nasional bukan tanpa alasan.
ilustrasi Hari Batik Nasional Diperingati Setiap Tanggal 2 Oktober, Berikut Alasan dan Sejarahnya (starsykpn.ac.id)
SAFAHAD - Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober setiap tahunnya. Memperingati Hari Batik Nasional bukan tanpa alasan.

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) merupakan salah satu organisasi yang mendasari Hari Batik Nasional.

Alasan perayaan Hari Batik Nasional
Seperti dilansir Kompas.com (2021), perayaan Hari Batik Nasional tahunan ini karena adanya pengakuan batik sebagai warisan budaya dunia takbenda milik Indonesia.

Tiga belas tahun yang lalu, pada tanggal 2 Oktober 2009, pada Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah untuk Warisan Budaya Takbenda, batik secara resmi terdaftar di UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan Karya Agung Budaya Lisan dan Nonbendawi.

Proses pengukuhan batik sebagai warisan budaya takbenda berlangsung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Menurut Catatan Harian Kompas pada 3 Oktober 2009 menunjukkan bahwa batik Indonesia adalah salah satu dari 76 warisan budaya takbenda dunia.

Dari 76 seni dan budaya warisan dunia yang diakui UNESCO, Indonesia berkontribusi satu warisan. Sedangkan China mewarisi 21 warisan dan Jepang 13 warisan.

Selanjutnya, Sejarah Hari Batik Nasional
Sejarah Hari Batik Nasional
Sebelumnya, pada 4 September 2008, batik Indonesia diajukan mendapat status Intangible Cultural Heritage (ICH) oleh Menko Kesejahteraan Rakyat saat itu. Permohonan diajukan ke kantor UNESCO di Jakarta dan diterima pada tanggal 9 Januari 2009.

Pada tanggal 30 September 2009, UNESCO mengumumkan bahwa batik Indonesia akan dimasukkan dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO.

Beberapa hari kemudian, pada tanggal 2 Oktober 2009, batik secara resmi diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity).

Diakuinya batik sebagai warisan dunia dari Indonesia membuat Tanah Air mempunyai tugas baru kepada negara untuk melindungi dan melestarikan batik.

Oleh karena itu, pada 17 November 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009. Keputusan tersebut menetapkan tanggal 2 Oktober setiap tahun sebagai Hari Batik Nasional, hari di mana batik diakui dunia sebagai warisan budaya tak benda.

Selanjutnya, Batik lekat dengan budaya Indonesia
Batik lekat dengan budaya Indonesia
Menurut kutipan Kompas.com (2021), UNESCO menganggap teknik, simbolisme, dan sejarah batik sebagai endemik budaya Indonesia. Bahkan, UNESCO menilai bahwa masyarakat Indonesia memaknai batik dari prosesi lahir hingga meninggal. Batik juga merupakan cerminan keragaman budaya Indonesia yang terlihat melalui berbagai motifnya.

Beberapa motif batik menunjukkan pengaruh Arab, Eropa, Cina, India hingga Persia. Selain itu, UNESCO mengakui batik sebagai Warisan Dunia karena memenuhi kriteria seperti menjadi simbol kehidupan masyarakat Indonesia dan kaya akan makna filosofis.

Asal-usul batik
Seperti dilansir Kompas.com (2020), batik telah hadir di Indonesia sejak zaman kerajaan dan terus berkembang hingga saat ini. Awalnya batik hanya dilakukan di keraton, yaitu untuk pakaian raja, keluarga dan para pengikut.

Batik berasal dari kata "ambatik" yang artinya sebuah kain dengan banyak titik. Akhiran 'tik' berarti titik, setetes atau ujung alat yang digunakan untuk membuat titik.

Sejarah batik sudah ada sejak nenek moyang sejak abad ke-17. Saat itu, motif batik didominasi bentuk hewan dan tumbuhan. Seiring berjalannya waktu, motif berubah menjadi awan, relief candi.

kerajinan batik Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit. Arca Bhairawa adalah salah satu contoh seni Arca gaya Majapahit dibuat di Sumatera pada abad ke-14. Seni membatik menjadi lebih luas pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Setelah berakhirnya Perang Dunia I atau sejak tahun 1920, hadir inovasi batik yang dikenal dengan batik cap.

Editor: Abdul Hamid
Sumber: Kompas
×
Latest Update Update
CLOSE