Notification

×

Iklan

Iklan

Apokaliptik Adalah Apa? Diduga Jadi Motif Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres Jakbar

Selasa, 15 November 2022 | 13.25 WIB Last Updated 2022-11-15T06:26:19Z

Pages/Halaman:
Dapatkan berita terupdate dari SAFAHAD.MY.ID di:
Advertisement
Swipe Up
SAFAHAD - Kasus tewasnya satu keluarga dalam sebuah rumah di daerah Kalideres, Jakarta Barat memunculkan banyak spekulasi.
Polsek Kalideres menggelar Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) lanjutan di rumah tempat ditemukan empat jasad yang tewas di perumahan Citra Garden Extension Kalideres, Jakarta Barat. (CNN Indonesia/Muhammad Naufal)
SAFAHAD - Kasus tewasnya satu keluarga dalam sebuah rumah di daerah Kalideres, Jakarta Barat memunculkan banyak spekulasi. Kekinian berkembang isu kematian keluarga itu diduga karena mereka menganut paham tertentu, yakni apokaliptik. Tapi, apa itu apokaliptik?

Sejumlah kamus dan ensiklopedia daring memaparkan penjelasan soal apokaliptik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apokaliptik diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan kehancuran dunia pada akhir zaman atau kiamat.

Senada dengan pengertian apokaliptik yang dilihat dari kamus daring Merriam-Webster, yakni keyakinan tentang akhir dunia yang akan segera terjadi serta hari kebangkitan dan hari penghakiman.
Scroll untuk Membaca
Sedangkan menurut ensiklopedia daring Britannica, apokaliptik adalah pandangan yang berfokus pada wahyu-wahyu samar terkait akhir zaman. Apokaliptisisme juga disebut muncul dalam Zoroastrianisme.

Pandangan terkait kiamat diketahui juga diajarkan oleh keyakinan Yahudi, Kristen, dan Islam. Kiamat dijelaskan sebagai diawali dengan tanda-tanda besar. Sementara dalam paham apokaliptik, kiamat diyakini sebagai ramalan.

Brittanica pun menjelaskan soal sastra apokaliptik yakni salah satu genre penulisan meramalkan peristiwa bencana yang diilhami secara supernatural yang akan terjadi di akhir dunia. Ia mengambil bentuk naratif, menggunakan bahasa esoteris, mengungkapkan pandangan pesimis tentang masa kini, dan memperlakukan peristiwa akhir sebagai hal yang sudah dekat.

Selanjutnya, Halaman 2
Sebelumnya, Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Adrianus Eliasta Meliala mengemukakan dugaan keluarga tewas di Kalideres itu menganut paham apokaliptik. Adrianus mengatakan paham tersebut pernah menyebabkan kematian massal di Guyana, Amerika Selatan pada 1978.

"Jadi mungkin mirip dengan kelompok yang mati massal di Guyana. Atau yang melakukan sesajian massal di pinggir laut dan malah disapu ombak semua. Karena kematian adalah tujuan akhir, maka mereka tidak takut," jelas Adrianus.

Tak hanya itu, Ia juga menduga keempat anggota keluarga itu memilih jalan yang tergolong ekstrem untuk kemudian mengakhiri hidup.

"Mungkin ini konsepsi 'silih' yakni membuat diri menderita demi suatu kenikmatan di kemudian hari," tutur dia.

Di sisi lain, Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendi menyampaikan pihaknya belum bisa menyimpulkan terkait dugaan paham tertentu yang dianut oleh keluarga itu.

"Secara resmi belum bisa menyimpulkan," kata Avrilendi saat dihubungi, Senin (14/11).

Avril menjelaskan proses penyelidikan masih berjalan. Ia menyebut Puslabfor Polri juga sedang memeriksa sampel organ dari keempat mayat itu guna memastikan penyebab kematian mereka.

"Kita tunggu hasil Puslabfor Polri kemarin kita sudah kasih sampel lambung sama hati dan organ tubuh lainnya. Kita masih tunggu itu untuk penyebab kematian," tuturnya.

Selanjutnya, Halaman 3
Sebanyak empat orang yang merupakan satu keluarga ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di sebuah rumah di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11) lalu.

Hasil pemeriksaan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati memastikan tidak ditemukan tanda kekerasan pada keempat jasad tersebut. Kendati demikian, ditemukan fakta bahwa keempat jasad itu sudah lama tidak mendapat asupan makanan maupun minuman.

"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil," jelas Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce kepada wartawan, Jumat (11/11).

Selanjutnya, polisi juga menemukan sejumlah bukti baru di lokasi, yaitu bungkus bekas makanan hingga struk belanja. Karena temuan ini, dugaan bahwa keempatnya meninggal dunia karena kelaparan masih belum diambil sebagai sebuah kesimpulan.(CNN Indonesia)

×
Latest Update Update
CLOSE